Apa Itu Base Oil ?

http://i204.photobucket.com/albums/bb222/Z15_34396/Amsoil/img1.jpg

Base Oil adalah bahan dasar yang digunakan suatu produk oli. bahan dasar ini terbagi menjadi 5 golongan.

Group I : Base Stock Mineral dengan teknologi proses distilasi fraksi mineral parafin, dengan teknologi tersebut, akan menambah ketahanan oksidasi dan juga menyingkirkan zat-zat yang merusak Base Stock tersebut. Proses distilasi dan solvent refined tersebut akan meningkatkan VI atau Viscosity Index menjadi 80 – 119. Ini adalah generasi pertama untuk Mineral Based Oil yang saat ini sudah tidak dipergunakan lagi. Teknologi selanjutnya adalah Group I+ yang memiliki Viscosity Index sebesar 103 -108.
Contoh pelumas pada Base Stock Group I adalah:Total Quartz 5000 SMShell Helix HX-3Shell Helix HX-5

Group II : Merupakan Base Stock Mineral dengan teknologi proses sama seperti Group I tetapi ditambahkan dengan Hydrokracked Technology. Dalam hal ini, Base Stock menjadi lebih murni dan lebih mudah untuk ditambahkan additives. Salah satu merek pelumas yang menggunakan Group II Base Stock adalah Shell™ Rotella® dan Pennzoil® PureBase®. Pelumas ini menggunakan Hydrokracked Technology yang memungkinkan pelumas disuling sedemikian rupa sehingga menghasilkan Base Stock yang murni. Teknologi selanjutnya adalah Group II+ yang memiliki Viscosity Index sebesar 113 - 118.
Contoh pelumas pada Base Stock Group II adalah:Top 1 Synthetic Oil

Contoh pelumas pada Base Stock Group II+ adalah: Rotela
Rimula
Delvac MX

Group III : merupakan Extended Mineral Based Oil yang memiliki Viscosity Index di atas 120. Pelumas ini menggunakan IsoHydromer Technology untuk menyuling base stock sehingga menjadi lebih murni. Teknologi selanjutnya adalah Group III+ yang memiliki Viscosity Index 140 ke atas. Base Stock ini digadang-gadangkan menjadi salah satu pelopor pelumas dengan Synthetic Technology yang berasal dari Mineral Oil. Teknologi ini dipakai luas oleh banyak Pabrikan pelumas SuperMajor, dan yang paling terkenal adalah dari Suncor PetroCanada yang selalu menyatakan bahwa pelumas mereka memiliki Base Stock yang murni. Group III sendiri sudah digantikan dengan Group III+ atau VHVI yang merupakan singkatan Very High Enhanced Viscosity Index. Teknologi proses yang digunakan adalah sama dengan Group II tetapi ditambahkan teknologi Hydroisomer, sehingga menjadikan Base Stock dengan 99% Saturasi dan 1% Aromatik. Dengan teknologi distilasi, solvent refined, hydrokracked, dan Hydroisomer, maka nilai VI atau Viscosity Index menjadi ≥140. Di pasaran dunia, Group III+ dipasarkan dengan nama Fully-Synthetic Lubricant, dan common usernya adalah British Petroleum, ConocoPhillips, Chevron, ExxonMobil, Royal Dutch Shell, dan Total, mereka adalah SuperMajor. Tetapi di Eropa, pelumas Group III+ tidak boleh dinamakan Fully Synthetic Technology, tetapi menjadi Synthetic Technology.
Teknologi ini yang biasanya disebut sebagai Synthetic Technology atau TechnoSynthese atau Semi-Synthetic yang merupakan nama market untuk produk pelumas mineral dengan teknologi sintetik. Biasanya untuk Semi-Synthetic juga berasal dari Group III atau Group III+.

Contoh pelumas pada Base Stock Group III adalah:Suncor Petro Canada DuronShell Helix UltraTotal Quartz 9000 SM

Group IV : Merupakan Fully-Synthetic Based Oil yang berasal dari PolyAlphaOlefin. Digagas pertama kali oleh SuperMajor ExxonMobil yang bertahan hingga sekarang dengan kualitas pelumas yang tidak diragukan. Base Stock ini adalah hasil katalisasi antara Hydrogen dan juga Carbon dengan Fischer-Tropsch Process. Base Stock ini dinamakan PAO atau PolyAlphaOlefin, disebut PAO karena bahan dasarnya adalah Olefin. Pengguna Base Stock ini sangatlah jarang, mereka yang menggunakan Base Stock ini biasanya adalah pelumas dengan kategori Top Tier atau Premium. Salah satu pengguna PAO adalah Amsoil™ dan Mobil 1™ dengan jajaran pelumas Top Tier Mereka. PAO sangat sulit ditambahkan soluble additives, sehingga additives yang bisa ditambah biasanya adalah logam alkali, alkali tanah, atau logam transisi seperti Molybdenum dan Titanium. Logam alkali ditambahkan adalah supaya menambah retensi pelumas untuk menahan asam yang terbentuk saat pembakaran terjadi. PAO memiliki karakteristik yang paling unik, karena memiliki Titik Beku yang rendah hingga -53 C dan Titik Bakar yang tinggi, hingga 270 C.

Contoh pelumas pada Base Stock Group IV adalah:Mobil 1 SuperSynRed LineRoyal PurpleAmsoil

Group V : Merupakan Fully-Synthetic Based Oil yang berasal bukan dari PolyAlphaOlefin, misalnya yang kita kenal sekarang adalah Ester,diEster, dan PolyOlEster. Kualitas pelumas ini tidak perlu diragunakan karena sangat cepat beradaptasi dengan lingkungan yang dibutuhkan mesin, dan memiliki kelebihan untuk membakar BBM lebih cepat, sehingga menghasilkan tenaga yang lebih efisien.  Base Stock ini biasanya diisi oleh Ester, DiEster, atau PolyOl Ester. Prosesnya sendiri adalah dengan cara katalisasi asam yang dinamakan dibasic Ester, dengan Alkohol atau CH3OH sehingga dibentuklah Ester dari hasil katalisasi tersebut. Ester biasanya digunakan untuk kompetisi karena kemampuannya untuk mempercepat pembakaran dan juga meningkatkan performa mesin, sehingga mesin balap biasanya menggunakan Ester dan atau campuran PAO dan Ester.

Contoh pelumas pada Base Stock Group V adalah:Motul Fully SyntheticAmsoil Fully Synthetic

Ref: http://archive.kaskus.co.id/thread/10903483/420

Total Base Number (TBN)
Merupakan indikator penetralisir asam dari sisa pembakaran. semakin tinggi nilai TBN maka kandungan penetralisir asamnya semakin banyak, sehingga oli lebih tahan lama karena tidak mudah rusak karena teroksidasi oleh asam, sekaligus melindungi komponen mesin dari korosi akibat kadar asam yang tinggi. Umumnya nilai TBN oli mesin bensin berkisar antara 8 hingga 10, sedangkan oli untuk diesel berkisar antara 10 hingga 12, pada oli diesel tertentu kadar TBN dapat berkisar antara 16 atau lebih.

Viscosity
Viskositas adalah kekentalan dari pelumas yang agan gunakan, pada awalnya, pelumas menggunakan single grade viscosity, misalnya adalah SAE 40, tetapi pada akhirnya penggunaan pelumas modern mengacu kepada Multi Grade Viscosity yang kita kenal, misalnya adalah 0W-20.

Kelebihan Single Grade Viscosity adalah kekentalan pelumas lebih stabil, sehingga umur pakainya lebih lama, tetapi kekurangannya adalah tidak mampu menyesuaikan VI (Viscosity Index) yang sesuai dengan kebutuhan mesin.

Kelebihan Multi Grade Viscosity adalah pelumas dapat menyesuaikan VI dengan kebutuhan mesin. Huruf W dibelakan Multi Grade Viscosity adalah angka viskositas untuk keadaan dingin, dan sisanya adalah keadaan panas. Kekurangan Multi Grade Viscosity adalah dalam penggunaan yang semakin lama, maka kekentalan akan berkurang mengikuti viskositas pada keadaan dingin, yang berarti pelumas sudah tidak efisien. Misalnya 0W-20, makan akan berkurang menjadi 0W-15, 0W-10, 0W-5, hingga 0W-0.

Viscosity Index (VI)
adalah indeks viskositas (kekentalan) yang juga dapat menunjukkan besarnya VI improver pada oli multigrade. semakin besar nilai VI maka jumlah VI improver yang digunakan semakin banyak sehingga oli multigrade dapat menjaga sifat multigrade-nya lebih lama. tingginya nilai VI juga mengindikasikan bahwa oli tersebut menggunakan Base Oil yang Bagus.

VI Improver (VII)
Merupakan senyawa polymer yang dimasukkan ke dalam oli untuk mendapatkan sifat multigrade. bentuk VII secara kasat mata dapat digambarkan seperit karet yang menggumpal. ketika suhu lingkungan dingin, polymer VII berbentuk gumpalan gumpalan kecil yang mudah mengalir sekaligus membuat oli bersifat lebih tipis/encer. Ketika suhu semakin tinggi, maka polymer ini akan mengembang layaknya karet yg menjadi melar karena panas sehingga sifat oli berubah menjadi lebih kental dikarenakan molekulnya menjadi lebih besar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Karburator Racing dan Tips Memilih Karburator !

Aliran Sesat, Mencoba Oli PCMO dan HDEO !

Membongkar Dinamo Starter Sepeda Motor